Koi Asagi dan Shusui
Koi Asagi dan Shusui berada di dalam satu kategori, meskipun jenis ikan koi ini keduanya memiliki karakter berbeda terutama keberadaan sisiknya. Pada Asagi, terdapat sisik berwarna biru dan kebiruan yang meliputi seluruh punggungnya sedangkan pada Shusui hanya memiliki sebaris sisik yang berjajar rapi di punggung bagian atas.
Di dalam berbagai acara kontes koi (koi show), biasanya koi Asagi dan Shusui dimasukkan ke dalam kategori atau kelas yang sama.
Koi ASAGI
Asagi memiliki perpaduan warna biru dan merah yang sangat indah. Awal mula ditemukannya Asagi berasal dari induk ikan kerper hitam atau yang dikenal dengan Magoi pada sekitar 200 tahun yang lalu di Jepang. Ciri-ciri Asagi dapat ditengarai yaitu pada bagian punggungnya terdapat susunan sisik yang menyerupai jala atau mata jaring yang berwarna biru atau kebiruan.
Kualitas Asagi ditentukan oleh beberapa hal berikut :
1. Bagian Kepala
Ini adalah hal terpenting yang harus dipertimbangkan dalam memilih Asagi. Asagi yang berkualitas, yaitu pada bagian kepalanya tampak bersih, berwarna putih susu dan tidak terdapat bercak atau bintik-bintik warna (spots). Kemudian pada kedua pipi atau penutup insangnya terdapat warna merah menyala.
2. Bagian Punggung
Sepanjang punggung Asagi tampak seperti terbungkus jaring-jaring berwarna biru, atau kebiruan. Pola jaring-jaring pada Asagi yang baik adalah merata dan warna birunya tampak jelas (tidak samar).
3. Bagian Sirip Dada (Pectoral Fins)
Pada bagian sirip dada Asagi terdapat warna merah menyala. Komposisi warna merah dan pola pada bagian ini simetris, antara sirip kiri dan kanan. Pola warna merah pada pangkal sirip Asagi ini dikenal dengan Motoaka atau Shusui Fin.
4. Bagian perut
Periksa pada bagian perut agar terlihat penyebaran warna merah dari bagian dada yang memanjang hingga ke anus.
Jenis Koi Asagi
Tips Memilih Koi Asagi Tosai
Keindahan Asagi akan makin terlihat jika sudah berumur 3 tahun (Sansai) dan tentu harganya relatif tinggi. Namun demikian, jika ingin memelihara Asagi sejak masih kecil, maka beberapa tips berikut dapat di gunakan sebagai pedoman agar nanti setelah dewasa, dapat diperoleh Asagi dengan kualitas yang baik.
Asagi yang masih berumur kurang dari setahun (Tosai), pada sisiknya belum menampakkan pola jaring-jaring secara jelas atau dengan kata lain masih samar-samar.
Namun seiring dengan pertumbuhannya, pola jaring dan warna birunya secara bertahap akan bertambah jelas dan tegas.
1. Asagi Jantan (Male) dan betina (Female)
Secara umum, warna biru pada Asagi jantan (male) akan tampak lebih pekat bila dibandingkan dengan Asagi betina (female).
Namun demikian bukan berarti bahwa Asagi betina yang warna birunya masih samar maka selamanya akan tetap samar, sebab Asagi Tosai female rata-rata memang belum tumbuh warna dan pola jaringnya. Pada bagian kepalanya tampak sedikit kekuningan.
Bila ingin memiliki Asagi betina, maka pilihlah yang warna birunya masih tipis, tapi merata. Asagi betina bila sudah besar, bentuk badannya lebih disukai karena tampak lebih berisi (bulky) atau seperti gulungan benang (spindle shape). Sedangkan Asagi jantan, bentuk badannya relatif tampak ramping.
2. Bagian Sirip (pectoral fins)
Pilihlah Asagi kecil yang kedua sirip dadanya berwarna merah merata. Semakin pekat warna merah pada bagian sirip maka semakin bagus masa depannya. Namun demikian bila ada Asagi kecil yang warna merahnya sudah pekat, maka kemungkinan itu adalah Asagi jantan.
3. Bagian Penutup Insang
Pastikan bahwa pada pipi atau penutup insangnya terdapat warna merah meski tidak melebar atau setidaknya sudah ada tanda-tanda akan tumbuh warna merah. Sebab nanti bila dewasa, kepekatan warna merah akan meningkat dan melebar.
4. Bagian dada dan perut
Amati bagian bawah, apakah sudah ada warna merah yang memanjang dari bagian dada, perut sampai menjelang anus, meski belum melebar. Nanti setelah 2 atau 3 tahun kemudian, warna merah itu akan naik sampai separuh badan (bila dilihat dari samping).
Coba balikkan badannya sebentar dan amati, apakah sudah ada warna merah memanjang di bagian perut dan tenggorokannya meski belum melebar. Nanti setelah 2 atau 3 tahun, warna merah itu akan naik sampai separuh badan (bila dilihat dari samping).
5. Sisik Asagi
Pastikan bahwa susunan sisiknya rapi dan simetris antara bagian kiri dan kanan, terutama pada leher (antara kepala dan punggung). Biasanya di bagian itulah susunan sisik Asagi kurang beraturan bila sudah dewasa nanti. Maka dari itu periksa dengan teliti dan pilihlah susunan sisik Asagi yang rapi sejak masih kecil.
6. Bagian mulut
Warna putih yang bersih dan mulus pada bagian mulut, lebih baik untuk dipilih, meski di bagian hidungnya masih tampak sedikit kekuningan. Pilihlah Asagi yang pada bagian mulutnya putih bersih dan lebih bersih dari bagian kepalanya.
Koi SHUSUI
Hasil perkawinan silang (cross breeding) antara Asagi dengan Koi tanpa sisik atau disebut Doitsu (baca ‘doits’) akan menghasilkan Shusui. Pada punggung Shusui terdapat sebaris sisik yang berjajar dengan warna biru tua.
Tentang Koi Doitsu bisa dibaca pada artikel berikut ini :
https://network.gilakoi.com/apresiasi-koi/2017/04/02/sejarah-koi-tanpa-sisik-doitsugoi.html
Awal mula Shusui adalah ketika pada tahun 1910, seorang penangkar Koi di Jepang, Yoshigoro Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan ikan karper kaca (Mirror Carp) tanpa sisik. Hasil budidayanya ini, menghasilkan Koi yang memiliki sebaris sisik yang memanjang di punggungnya, yaitu dari bagian leher sampai ke ekor.
Pola Koi Shusui
Bagian kepala Shusui sebaiknya berwarna biru muda dan warna sisik dipunggungnya adalah biru menyerupai warna biru langit. Baik warna maupun bentuk sisiknya tampak jelas (tidak buram atau samar). Shusui yang baik, pada bagian pipi (penutup insang), bagian perut dan pada pangkal sirip dadanya terdapat pola warna merah yang menyala. Semua Koi dari keluarga Doitsu memiliki warna yang lebih pekat dibanding Koi bersisik, dengan batas pola yang rapi. Khususnya untuk deretan sisik pada punggung Shusui, sebaiknya berwarna biru dengan susunan sisik yang rapat, sambung menyambung (tidak terputus) dan tampak rapi.
Adapun sisik yang berada di antara barisan sisik di atas punggung dengan bagian perut, disebut ‘’mudagoke’ atau ‘redundant scale’ yaitu sisik yang tak berguna (mubazir). Biasanya sisik ini tidak banyak atau hanya ada beberapa saja yang sesungguhnya tidak perlu ada sebab justru memberi kesan tidak rapi/mulus.
A. Hana Shusui
Shusui yang memiliki pola warna merah yang memanjang antara deretan sisik atas dan bagian perutnya disebut Hana Shusui
B. Hi Shusui
Jika warna merah menyebar dari bawah ke atas hingga menutupi seluruh area dorsal (punggung) maka disebut Hi Shusui.
C. Ki Shusui
Ini adalah Shusui dengan warna kuning.
Demikianlah uraian tentang koi Asagi dan Shusui, semoga bermanfaat