Kutu Koi – 7 Jenis Parasit Yang Seringkali Menyerang Ikan Koi

7 (Tujuh) Jenis Parasit (Kutu Koi)

1. ARGULUS (Fish Lice/Kutu Ikan)

Penyakit yang seringkali menyerang Koi adalah kutu koi atau ada yang menyebutnya kutu kura. . Penyebabnya adalah Argulus, sejenis parasit yang ukurannya sekitar 3-5 mm sehingga cukup mudah dilihat dengan mata telanjang.

Parasit ini berbentuk oval, pipih dorsoventral, memiliki titik mata pada karapasnya. Tubuhnya terbagi menjadi kepala (karapas), thorax, dan abdomen. Throax memiliki 4 segmen dan abdomen berfusi seluruhnya.

Kaki-kaki di karapas termodifikasi menjadi bagian mulut dan sucker. Di bagian thorac juga terdapat 4 pasang kaki yang belum termodifikasi. Sucker terdapat di sisi bawah (permukaan dorsal)  depan karapas. Stylet (sting) – serupa proboscis berukuran panjang terdapat di depan mulut di antara antenna. Abdomen tidak memiliki kaki dan bagian ujungnya berupa ekor yang terbagi dua.

Argulus cepat sekali menyerang Koi jika air kolam dalam kondisi tenang dan kadar oksigen (DO) di dalam air  rendah.

kutu koi
Argulus

kutu koi

Gejala :

  • Koi menggesek-gesekkan badannya ke benda keras.
  • Infeksi berat menyebabkan Koi melompat tiba-tiba
  • Berenang dengan gerakan cepat
  • Mengibaskan sirip
  • Nafsu makan berkurang
  • Lesu atau menyendiri di sudut atau dasar kolam

Kondisi :

  • Parasit tampak di bagian sirip/ekor atau di bagian lainnya
  • Radang dan iritasi pada kulit
  • Luka yang ditimbulkan pada tubuh dapat menjadi borok
  • Pada luka akibat gigitan Argulus dapat memicu tumbuhnya bakteri pathogen lainnya

Pengobatan :

  • Dimilin
  • Dylox
  • Jika terjdapat luka (borok),  gunakan larutan PK

https://network.gilakoi.com/klinik/obat/2018/06/30/dimilin-obat-pembasmi-kutu-koi.html

2. ANCHOR WORM (Kutu Jarum/Jangkar)

Kutu Jarum atau Kutu koi berbentuk seperti jangkar (Anchor Worm) adalah termasuk jenis parasit yang secara fisik bisa dilihat dengan mata telanjang, karena berukuran cukup besar yaitu  1 – 1,5 cm.

Hewan ini sesungguhnya termasuk di dalam kelompok Crustacea (udang-udangan) dengan genus Lernaea. Terdapat banyak spesies hewan ini, namun yang seringkali ditemukan menyerang Koi adalah jenis Lernaea

Yang menjadi parasit adalah kutu betina, sedangkan kutu jantan akan mati setelah melalui masa kawin.

Kutu betina kemudian masuk ke dalam jaringan dengan cara menancapkan kepala dengan menggunakan organ tubuhnya yang mirip jangkar. Dengan cara ini, maka Kutu Jarum dapat menghisap darah dan akibatnya dapat merusak sel-sel yang ada di  sekitarnya.

Gejala

Seringkali anda melihat ada beberapa Koi yang berenang tidak beraturan dan menggesek-gesekkan badannya ke dinding kolam, atau tiba-tiba meloncat keluar kolam.

Mungkin saja itu sebagai pertanda bahwa Koi anda sedang terkena serangan kutu jarum.  Jika kutu jarum sudah menancap pada tubuh Koi, maka mengakibatkan radang di bagian sekitarnya dan akan tampak berwarna kemerah-merahan.

Pada kondisi yang parah, kutu jarum juga menyerang ke bagian insang dan membuat Koi mengalami kesulitan bernafas. Bila sudah terjadi kondisi demikian, maka Koi akan terlihat lesu atau berdiam diri.

kutu koi
Kutu Jangkar

 Mencabut Kutu

Kutu jarum dapat dicabut dengan mengunakan pinset, namun harus dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai kepala kutu  tertinggal, sebab akan menyebabkan infeksi sekunder lainnya.  Setelah dilakukan pencabutan, maka akan meninggalkan luka. Oleskan larutan antiseptik seperti mercurochrome pada bagian luka  untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.

Jangan memaksakan untuk mencabut kutu jarum pada Koi berukuran kecil (<10 cm), sebab Koi yang masih kecil belum memilki daya tahan yang cukup terhadap infeksi sekunder lainnya

Pengobatan

Dapat dilakukan perawatan Koi yang berada di dalam kolam dengan menggunakan Dimilin atau Dilox sesuai dosis.

3. TRICHODINA

kutu koiTrichodina sp adalah sejenis protozoa penyebab penyakit Trichodiniasis (penyakit gatal). Trichodina sp memiliki bentuk bundar seperti cawan atau topi yang berukuran 50-100 μm. Secara mikroskopis, Trichodina sp terlihat seperti lingkaran transparan dengan sejumlah silia.

Secara umum, Trichodina tidak akan membunuh Koi, namun merusak kulit dan insang ikan yang dapat menyebabkan infeksi bakteri. Infeksi bakteri sekunder inilah yang menyebabkan  kematian pada Koi.

Trichodina memakan bakteri di air kolam dan menggunakan Koi hanya sebagai tempat tinggalnya. Sementara itu dalam aktifitas gerakannya yang konstan dan terus memutar maka menyebabkan kerusakan pada kulit dan insang Koi.

Gejala

Koi yang terinfeksi Trichodina biasanya melakukan ‘flashing’ melompat tiba-tiba atau  mendadak berenang dengan cepat untuk menghilangkan organisme yang mengganggu. Selain itu Koi menggesek-gesekkan badannya ke dinding atau dasar kolam.

Kulit Koi akan teriritasi dan sisiknya dapat mengendur, kemudian timbul serangan yang dapat menyebabkan luka atau borok

Selain itu juga terjadi penurunan fungsi pernapasan ketika Trichodina terbentuk di bagian insang. Koi akan mengalami kesulitan bernapas dan biasanya berkumpul di bawah air terjun atau di dekat batu udara (air stone) di mana konsentrasi oksigen yang tertinggi.

kutu koi
Tanda-tanda Koi terserang Trichodina

Pengobatan

Perendaman dengan menggunakan :

–  Garam Ikan

–  Kalium Permanganat (PK)

Gunakan Formalin jika cara lain tidak berhasil, karena Trichodina mudah diobati dengan perendaman garam ikan atau Kalium Permanganat (PK) tetapi jangan menggunakan Formalin dan PK bersama-sama.

Jika Koi dalam kondisi parah akibat infeksi sekunder lainnya, maka Formalin adalah obat alternatif untuk menghilangkan parasit dengan cepat.

4. COSTIA ( ICHTHYOBODO)

kutu koi
Costia

Dalam jumlah kecil, parasit ini hidup di kulit dan insang Koi yang sehat. Namun demikian, jika kualitas air kolam memburuk, maka parasit ini makin cepat berkembang biak dan sangat berbahaya bagi Koi.

Sejumlah besar Costia akan cepat mempengaruhi kesehatan ikan dengan menyebabkan kerusakan jaringan serius pada kulit dan insang Koi, serta efek sekunder seperti hiperplasia atau infeksi sekunder, khususnya pada insang.

Gejala

Tanda-tanda Koi terserang Costia antara lain :

  • Kesulitan bernafas, sebab terjadi kerusakan jaringan pada insang. Koi akan tampak megap-megap di permukaan air atau berkumpul di bawah pancuran atau di tempat tertentu dimana kadar oksigen di dalam air pada tingkat tertinggi.
  • Tiba-tiba bergerak cepat dan Koi menggesek-gesekkan tubuhnya ke benda keras. Akibatnya kulit Koi mengalami kerusakan dan memicu infeksi bakteri lainnya
  • Koi mengeluarkan banyak lendir karena kulitnya mengalami radang dan berwarna kemerahan.
  • Koi tampak lesu dan tidak aktif bergerak seperti biasanya.
kutu koi
Koi yang terserang Costia

Pengobatan

Mengobati wabah ringan hingga sedang, cukup mudah. Biasanya hanya  dengan metode perendaman dengan larutan PK. Namun demikian cara ini tidak dianjurkan sebab PK dapat merusak mikroorganisma lain yang bermanfaat bagi Koi seperti bakteri nitrifikasi.

Lebih baik lakukan perawatan Koi sakit di dalam wadah harantina, dan barikan larutan Garam Ikan sesuai dosis untuk perendaman jangka panjang.

Dalam kondisi parah maka kulit Koi terasa kesat/kasar jika diraba sebab tubuhnya terlalu banyak mengeluarkan lendir. Jika hal ini terjadi maka Koi semakin sulit disembuhkan.

5. WHITE SPOT – ICH (Penyakit Bintik Putih)

ICH atau Ichthyophthirius multifiliis adalah parasit protozoa yang biasanya ditularkan ke dalam kolam oleh ikan pembawa, hewan lain atau manusia. Selain itu bisa juga terbawa oleh air dari sumbernya untuk mengisi kolam.

Ketika dewasa, Ich meninggalkan ikan yang terinfeksi, itu disebut tomont (lihat gambar di bawah ini)

Tomont menempel ke dasar kolam atau permukaan lainnya dan membentuk kista. Di dalam kista, Tomont membelah berkali-kali, dan membentuk sebanyak ± 1.000 tomit kecil. Ketika tomit dilepaskan dari kista ke dalam air, mereka memanjang dan punya gigi. Jika mereka tidak menemukan inang ikan dalam satu atau dua hari mereka biasanya mati. Ini membuat Ich menjadi parasit obligat; yaitu harus memiliki inang untuk bertahan hidup.

kutu koiBiasanya, Ich tidak dapat bereproduksi dengan baik pada suhu air di atas 30º C, sehingga penggunaan heater untuk merawat Koi sangat menunjang dalam memberantas penyakit ini.

Tanda-tanda Koi yang terserang penyakit White Spot adalah berupa bintik-bntik berwarna putih di beberapa bagian tubuh. White Spot sangat cepat menyebar ke seluruh Koi penghuni kolam

White spot

Bintik-bintik putih yang tampak pada permukaan kulit Koi sesungguhnya adalah parasit itu sendiri yang hidup dengan cara menghisap cairan dari tubuh Koi. Dalam siklus hidupnya, tahap ini dikenal dengan tahap encysted.. Meski pada awalnya penyakit ini tidak berbahaya, namun bisa menjadi masalah yang lebih besar jika tak segera dibasmi karena siklus reproduksinya yang sangat agresif dan dapat dengan cepat menyebar ke seluruh kolam.

White Spot atau Ich dapat menyebabkan kematian pada Koi jika menyerang sampai ke bagian insang, yang menimbulkan  kerusakan pada filamen dan menyebabkan masalah pernapasan juga infeksi sekunder.

Selama siklus hidup parasit, dapat dibasmi dengan meningkatkan temperatur air. Siklus hidup parasit Ich sangat tergantung pada suhu air di sekitarnya dengan suhu yang lebih tinggi mempercepat  laju reproduksi.

Selain bintik-bintik putih, gejala lainnya adalah perilaku Koi menjadi tidak aktif seperti biasa atau bersembunyi, kehilangan  nafsu makan, dan kadang menggesekkan badannya ke dinding atau dasar kolam.

Secara umum, gejala serangan White Spot adalah sebagai berikut :

  • Terdapat bintik-bintik putih menyerupai butiran pasir
  • Koi suka menggesek-gesekkan badannya
  • Nafsu makan berkurang
  • Berdiam diri atai menyendiri
  • Bersembunyi di satu tempat
  • Tampilan warnanya tampak pucat

Pengobatan

Ada beberapa metode yang bisa  digunakan untuk mengobati White Spot yaitu :

  1. Larutan Garam dan pasang heater untuk meningkatkan suhu air secara bertahap hingga 30º C. Tambahkan aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen yang terlarut dalam air
  2. Campuran Malachite Green dan Formalin

6. EPISTYLIS

Epistylis termasuk jenis parasit yang berukuran mikro dan hanya bisa dilihat dibawah mikroskop. Bentuknya terlihat seperti seperti lonceng dengan tangkai yang panjang. Seringkali menyerang pada kondisi air yang buruk sebagai penyebab utama penyakit Koi ini.

Epistylis membentuk koloni dan mengeluarkan enzim yang merusak jaringan dan meninggalkan luka pada kulit Koi yang rentan terhadap infeksi  bakteri dan jamur lainnya.

kutu koi
Epistylis

Gejala

Penyakit ini muncul dengan ditandai pada bagian kulit Koi seperti terdapat benang-benang tipis berwarna putih seperti jamur sehingga banyak yang mengira bahwa penyakit ini akibat jamur padahal penyebabnya adalah dari jenis parasit.

Epistylis biasanya tidak berakibat fatal bagi Koi, namun jika dibiarkan tanpa perawatan, maka akan menimbulkan infeksi sekunder yang pada akhirnya dapat membunuh Koi. Pada tahap awal infeksi, tidak ada tanda-tanda eksternal yang terlihat pada Koi yang terinfeksi, tetapi Koi mengalami perubahan perilaku antara lain tampak lesu atau tidak aktif seperti biasa, tiba-tiba berenang cepat seperti ingin melepaskan sesuatu yang menempel pada kulitnya dan seringkali berdiam diri di permukaan air.

Ketika infeksi makin memburuk, bercak-bercak  putih mulai  muncul pada kulit Koi yang pada awalnya sedikit, kemudian makin meluas dan menyebar hingga ke bagian insang.

Ketika bercak-bercak putih kecil ini makin menyebar, kulit akan menjadi tampak kemerahan (merah-merah) dan menyebabkan sisik terangkat atau terlepas (rontok). Hal ini membuat daerah yang terkena serangan sangat rentan terhadap infeksi sekunder. Sisik yang terlepas kemudian akan timbul luka atau borok akibat serangan bakteri lainnya.

Koloni Epistylis dengan pembesaran 50 x

Pengobatan

Koi yang terserang penyakit hendaknya dilakukan perawatan di dalam bak karantina. Oleh karena penyakit ini menunjukkan gejala yang mirip dengan serangan jamur, maka perlu dipastikan terlebih dahulu, apakah  akibat parasit ataukah jamur.

Penyakit yang disebabkan oleh Epistylis ini cukup mudah disembuhkan yaitu dengan membuang atau mengerok bercak-bercak putih yang menempel pada kulit Koi lalu oleskan mercurochrome atau betadine untuk mencegah infeksi. Kemudian taburkan garam dengan dosis 0,3 %.

Jika selama beberapa hari perawatan, Koi tidak menujukkan perbaikan kondisi, maka kemungkinan penyebabnya adalah jamur.

Untuk membasmi jamur, dapat digunakan Formalin.

7.  MYXOSPORIDIA – MYXOBOLUSIS

Myxosporidia adalah termasuk dari generasi Myxobolus, Myxosoma, Thelohanellus, dan Henneguya B.

MYXOBOLUSIS (Swollen Cheeks) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit Myxobolus sp. Perkembangan spesies ini telah cukup pesat selama 30 tahun terakhir dan sempat menimbulkan  wabah pada tahun 2009 sampai dengan 2012 khususnya di daerah Blitar Jawa Timur.

Pada kondisi air yang mengalami penurunan kualitas, penyakit ini seringkali menyerang Koi yang masih kecil (<  3 – 5 cm) dengan tingkat kematian cukup tinggi.

Parasit  Myxobolus menginfeksi insang  dan di dalam filamen membentuk kista. Pecahnya kista pada kulit dan insang menyebabkan pendarahan intens dan menyebabkan infeksi sekunder bakteri oportunistik.

Penyebaran parasit ini terjadi karena perpindahan parasit dari Koi  yang terinfeksi ke Koi yang sehat, baik secara langsung maupun melalui inang antara pada fase tertentu dari siklus hidup parasit tersebut.

Sel Myxobolus

Myxosporea berbentuk seperti buah pir atau biji semangka (kwaci), terbungkus dalam kista yang berisi ribuan spora. Di dalam spora Myxobolus dan Myxosoma terdapat 1-4 polar kapsul dan sporoplasma.

Pada saat spora belum matang, dua inti sporoplasma melebur menjadi satu sebelum atau setelah sporoplasma terlepas.

Gejala

Tanda-tanda Koi terserang penyakit ini adalah terdapat nodul (bercak) putih atau agak kemerahan atau merah pada insang.

Pada infeksi berat, tutup insang (operkulum) tidak dapat menutup sempurna, sirip ekor bengkok dan berwarna gelap. Terjadi bengkak-bengkak di bagian tubuh (kanan/kiri), yang membuat struktur tulang menjadi tidak normal.

Parasit ini membentuk kista pada lembar insang ikan, sehingga Koi akan mengalami kesulitan bernafas dan kehilangan keseimbangan. Hal ini menyebabkan Koi berenang  dalam pola spiral dari bawah ke permukaan air.

Pengobatan

Gunakan 1.5 µl g-1 Deltamethrin (0,015 gr per liter air) dengan masa perawatan selama 7 hari.

Gejala Koi Sakit

Mengenai gejala Koi sakit dapat dibaca pada artikel berikut ini :

https://network.gilakoi.com/klinik/2021/06/12/penyakit-ikan-koi-gejala-dan-cara-pengobatannya-informasi-lengkap.html